Menyambut milad STAI Darunnajah yang ke-4 tahun, Badan Eksekutif Mahasiswa menggelar acara seminar dan bedah buku yang dilaksanakan di gedung Al-Fatih Cikarang.

Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dari seluruh prodi dan lintas semester tersebut mengangkat tema Muda Produktif dengan Menulis untuk acara seminar, serta launching buku yang berjudul Sabilun Najihin, senarai inspirasi dan motivasi sang kiai, jalan sukses pendidikan Islami.

Setelah dibuka dengan fatihah, acara dimulai dengan pemberian sambutan oleh ketua STAI Darunnajah Bogor, Arizqi Ihsan Pratama, M.Pd.
“Hayatul fatta wallahi bil-‘ilmi wattuqo, hidup seorang pemuda itu demi Allah dengan ilmu dan taqwa. Masa muda itu seperti diberi baterai kehidupan oleh Allah, di mana pada masa itu memasuki fase memiliki baterai super. Untuk apa kita akan memanfaatkannya, untuk bersenang-senang dalam hal duniawi atau dimanfaatkan sebaik mungkin? Baterai ini haruslah digunakan sebaik mungkin untuk lebih produktif dalam melakukan kebaikan,” papar ketua STAI Darunnajah Bogor yang juga menjabat sebagai pembina Komunitas Penulis Darunnajah tersebut dalam sambutannya.

Selanjutnya dalam launching buku Sabilun Najihin, Muhlisin Ibnu Muhtarom, M.Pd selaku penulis sekaligus narasumber dalam acara tersebut mengkisahkan perjalanan penulisan dan pencetakan buku yang tidak selalu mulus, namun selalu menemukan jalan setiap ada kemauan.

Buku tersebut sekurang-kurangnya ditulis dengan bersumber buku catatan dari sejak menjadi santri, interview para guru dan alumni, serta menggali sumber sekaligus permohonan izin kepada keluarga inspirator.

Buku Sabilun Najihin bukan merupakan biografi lengkap dari Sang Kiai, namun merupakan kumpulan pengalaman penulis tentang Sang Kyai dan kumpulan petuah serta motivasi yang penulis dapatkan. Juga di dalamnya terdapat kisah para alumni yang berhasil mengenyam pendidikan dan meraih kesuksesan di luar negeri, serta profil pesantren Darunnajah yang dimulai dari keprihatinan dan jiwa filantropis.

Latar belakang yang membuat beliau tergerak untuk menulis buku ini adalah:
Pertama karena mahfuzot كن حديثا حسنا لمن وعى
menjadi kenangan baik untuk generasi selanjutnya
Kedua karena hadis nabi من دل على خير فله مثل أجر فاعله

Ketiga karena ingin mengembangkan passion di public speaking dan literasi.

“Jika orang lain bisa, kenapa kita tidak? Tak apa agak nekat sedikit, orang sukses di samping ada kesempatan, juga harus memiliki keberanian,” tutur penulis yang kini menjabat sebagai pimpinan redaksi Warta Darunnajah (Wardan) tersebut dalam akhir materinya.

Acara tersebut ditutup dengan doa dan perfotoan bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *