Para sobat mulia, izin berbagi info buku baru ya.

Ingin kembali merasakan nuansa jadi santri? atau ingin mengenalkan berbagai keutamaan jadi santri kepada kolega, saudara dana sanak famili?

Masih penasaran dengan dunia pesantren? Juga ingin tahu sosok profile seorang Kiai berikut nasehat-nasehatnya nan dahsyat?

Mungkin masih ada yang penasaran “Mesantren memang bisa jadi apa sih alumninya?” Atau ingin terinspirasi berbagai aktifitas Kiai, Guru, Santri dan Alumni pesantren di luar negeri?

Semoga buku ini bisa menjadi salah-satu bacaan nan mencerahkan dan menemukan jawaban-jawabanya.

Berikut salah-satu endorsement keren yang sangat “bernyawa”:

“Darah santri saya tiba-tiba mengalir kembali setelah membaca buku ini. Penulis bukan sedang menyajikan kisah, tapi berdakwah, mengingatkan kembali tujuan hidup yang sesungguhnya melalui figur Pak Kiai. Ide, gagasan dan pengalaman yang termaktub dalam buku ini tidak lepas dari tawaran kebaruan berfikir, bergerak dan menggerakkan. Kemampuan beradaptasi, berinovasi dan mempertahankan budaya membuktikan pesantren bukan sekadar madrasah, tapi rumah masa depan. Banyak kisah inspiratif yang secara halus menegur kita untuk tetap istiqomah, punya daya tahan dan daya juang dalam menjalani hidup. Mau tidak mau kita wajib merefleksi diri dan peran kita bukan saja untuk diri sendiri, tapi juga untuk masyarakat luas. Kita dingatkan kembali bahwa kebermanfaatan diri bagi umat dalam pijakan keikhlasan dan konsistensi niat adalah jalan pengabdian. Buku ini kuat menggambarkan bahwa keberhasilan yang sesungguhnya adalah keseimbangan pergerakan lahir batin.”

Danang Hidayatul, Alumni Darunnajah Jakarta Angkatan 20 sekaligus Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI)

***

Jika berminat silahkan hubungi distributor Ustadz Adam Azizi

Bagi yang mengagendakan bedah bukunya, bisa komunikasi dengan Penulis

Note: Penulis telah mewakafkan buku ini ke pesantren, jika ada keuntungan dana maka akan digunakan untuk pengembangan penerbit Pustaka Darunnajah.

Mohon bantu sebarkan info ini, sangat mungkin akan menjadi asbab seseorang mengenal dan tertarik belajar di pesantren, sebagaimana diungkapan dalam pendahuluan buku ini terkait adanya seseorang yang akhirnya mesantren dengan wasilah dapat infonya dari ‘hanya’ potongan selembar koran kegiatan pesantren.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *