Menulis merupakan hal yang “sebenarnya” menyenangkan. Kenapa sebenarnya? Karena masih banyak orang yang beranggapan bahwa menulis merupakan sebuah kegiatan yang membosankan, dan merupakan hal yang tak terlalu penting. Padahal sebenarnya menulis itu menyenangkan, tentunya bagi mereka yang mau bersenang-senang melalui tulisannya.
Terlepas dari menyenangkan atau tidaknya kegiatan menulis, seorang mahasiswa dituntut untuk mampu menulis. Baik itu berupa makalah, artikel, maupun jenis tulisan lainnya.
Bagi mahasiswa, dunia tulis menulis seakan sudah tak asing lagi. Pasalnya, bahkan dalam setiap mata perkuliahan, mereka akan dihadapkan dengan kegiatan tersebut.
Terlebih dalam masa pandemi seperti ini, di mana kegiatan dialihkan ke ranah daring (dalam jaringan) yang membuat konsentrasi pembelajaran beralih pula dari tatap muka ke tatap layar.
Salah satu bentuk tulisan yang wajib dikenali mahasiswa adalah karya ilmiah. Sebenarnya, pentingkah karya ilmiah bagi mahasiswa?

Menulis, termasuk di dalamnya menulis karya ilmiah, merupakan hal yang penting. Bahkan kini menjadi salah satu bagian penting dalam aktifitas pokok bagi Perguruan Tinggi, baik Perguruan Tinggi umum maupun Perguruan Tinggi berbasis Agama.
Bahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pun menegaskan pentingnya hal tersebut.
“Jurnal atau karya ilmiah ini penting agar membiasakan mahasiswa berpikir sistematis. Mulai dari menganalisa masalah, melakukan penelitian, hingga akhirnya menemukan solusi,” (10/2/2012).
Hal itu juga sejalan dengan tuntutan yang ada saat ini, dimana perguruan tinggi harus lebih mampu mengasah keterampilan mahasiswanya dalam dunia membaca, berbicara, dan menulis. Tidak terlepas dari tuntutan tri dharma Perguruan Tinggi yang berisi
1. Pendidikan dan Pengajaran,
2. Penelitian dan Pengembangan, serta
3. Pengabdian kepada Masyarakat.
Karenanya, menulis itu penting. Terutama menulis karya ilmiah yang secara langsung maupun tidak, memiliki banyak manfaat dan keuntungan bagi para mahasiswa.
-Rizka Lukmana-